Pemikiran Peter L. Berger Masyarakat Sebagai Konstruksi Sosial - Teori konstruksi sosial berger merupakan teori sosiologi kontemporer yang berpijak pada sosiologi pengetahuan. Teori ini menyatakan bahwa kenyataan di bangun secara sosial. konstruksi sosial berpandangan bahwa nilai, ideologi dan institusi sosial merupakan buatan manusia. Konstruksi sosial juga merupakan pernyataan keyakinan dan juga sudut pandang bahwa kandungan dari kesadaran itu di ajarkan oleh kedudayaan dan masyarakat
Seperti yang di ungkapkan oleh berger bahwa realitas mmemiliki dimensi subyektif dan dimensi obyektif. Menurutnya manusialah yang menciptakan realitas sosial yang obyektif melalui proses eksternalisasi. Sebagaimana ia mempengaruhinya melalui proses internalisasi.
Memahami dunia sosial yang sudah di objektivasikan dan menghadapinya sebagai suatu fakta di luar kesadaran, belum dapat dikatakan sebagai suatu internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.
Macam-macam unsur dari dunia yang diobjektivasikan akan ditangkap sebagai gejala realitas di luar kesadarannya sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi manusia menjadi hasil masyarakat. Bagi berger masyarakat adalah suatu fenomena dialektis yang artinya masyarakat merupakan produk manusia yang akan selalu memberi timbal balik pada produsennya.
Proses dialektis itu terdiri dari eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi adalah pencurahan kedirian manusia secara terus menerus ke dalam dunia berupa aktivitas fisik maupun mental. Manusia menciptakan dunianya, seperti menciptakan bahasa, dimana manusia melalui bahasa melakukan interaksi dengan menciptakan symbol-simbol.
Baca Juga : Pemikiran Tokoh Neo marxisme Antonio Gramsci
Dalam pengertian ini masyarakat di ciptakan oleh manusia karena masyarakat berasal dari aktivitas-aktivitas manusia. Obyektivasi dimana produk-produk yang di hasilkan dari aktivitas manusia menjadi sebuah fakta di luar diri manusia. Fakta ini bersifat ekternal terhadap produsennya sendiri dan mempunyai suatu eksistensi tersendiri. Sekali fakta ini tercipta maka tidak dapat begitu saja di abaikan oleh manusia.
Contoh dari obyektivasi ini adalah lembaga hukum, walaupun lembaga ini produk dari manusia tetapi ketika lembaga ini sudah terbentuk, lembaga ini mempunyai eksistensi tersendiri di luar produsennya. Internalisasi adalah penyerapan atau pengambilan kembali realitas atau fakta yang sudah terbentuk sebelumnya kedalam diri manusia atau kedalam kesadaran subyektif manusia.
Dunia kehidupan sehari-hari tidak hanya nyata tetapi juga bermakna secara subyektif. Dunia kehidupan sehari-hari berasal dari pikiran dan tindakan manusia. Dan di pelihara sebagai yang nyata dalam pikiran dan tindakan. Menurut berger kenyataan hidup sehari-hari sebagai kenyataan yang tertibdan tertata yang di pakai sebagai sarana objektivasi yang membuat tatanan menjadi bermakana.
Dan jika menginginkan suatu perubahan akan ada konsekuensinya. Seperti yang dinyatakan oleh berger bahwa pengalaman terpenting orang-orang berlangsung dalam situasi tatap muka, sebagai proses interaksi sosial. interaksi tersebut bersifat subyaektif sekaligus obyektif. Subyektif bagi yang berbicara dan obyektif bagi yang mendengarnya, begitu juga sebaliknya.
Salah satu cara untuk melakukan interaksi adalah dengan berbicara menggunakan bahasa. Bahasa membantu kita membentuk ekspresi untuk menyalurkan makna yang ada dalam diri subyektif kita menjadi obyektif bagi orang lain atau bagi diri kita sendiri. Bahasa di katakana obyektif karena bahasa di miliki bersama oleh masyarakat dan tidak bisa kita memberikan makna secara sembarangan terhadap bahasa.
Bahasa yang obyektif tersebut kita internalisasikan kembali sehingga menjadi obyektif untuk kita. Menurut berger masyarakat merupakan kenyataan subyektif sekaligus obyektif. Sebagai kenyataan obyektif individu berada di luar diri manusia dan berhadapan dengannya.
Sebagai kenyataan subyektif individu berada dalam masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Yang artinya individu merupakan pembentuk masyarakat, masyarakat merupakan pembentuk individu.
Contoh dari masyarakat sebagai kenyataan obyektif yaitu terjadi dengan adanya pelembagaan dan legitimasi. Sedangkan contoh dari masyarakat sebagai kenyataan subyektif yaitu adanya sosialisasi lembaga yang sudah ada kepada generasi selanjutnya, sehingga terjadilah proses internalisasi dan menjadi kesadaran subyektif.
Seperti yang di ungkapkan oleh berger bahwa realitas mmemiliki dimensi subyektif dan dimensi obyektif. Menurutnya manusialah yang menciptakan realitas sosial yang obyektif melalui proses eksternalisasi. Sebagaimana ia mempengaruhinya melalui proses internalisasi.
Memahami dunia sosial yang sudah di objektivasikan dan menghadapinya sebagai suatu fakta di luar kesadaran, belum dapat dikatakan sebagai suatu internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.
Macam-macam unsur dari dunia yang diobjektivasikan akan ditangkap sebagai gejala realitas di luar kesadarannya sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi manusia menjadi hasil masyarakat. Bagi berger masyarakat adalah suatu fenomena dialektis yang artinya masyarakat merupakan produk manusia yang akan selalu memberi timbal balik pada produsennya.
Proses dialektis itu terdiri dari eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi adalah pencurahan kedirian manusia secara terus menerus ke dalam dunia berupa aktivitas fisik maupun mental. Manusia menciptakan dunianya, seperti menciptakan bahasa, dimana manusia melalui bahasa melakukan interaksi dengan menciptakan symbol-simbol.
Baca Juga : Pemikiran Tokoh Neo marxisme Antonio Gramsci
Dalam pengertian ini masyarakat di ciptakan oleh manusia karena masyarakat berasal dari aktivitas-aktivitas manusia. Obyektivasi dimana produk-produk yang di hasilkan dari aktivitas manusia menjadi sebuah fakta di luar diri manusia. Fakta ini bersifat ekternal terhadap produsennya sendiri dan mempunyai suatu eksistensi tersendiri. Sekali fakta ini tercipta maka tidak dapat begitu saja di abaikan oleh manusia.
Contoh dari obyektivasi ini adalah lembaga hukum, walaupun lembaga ini produk dari manusia tetapi ketika lembaga ini sudah terbentuk, lembaga ini mempunyai eksistensi tersendiri di luar produsennya. Internalisasi adalah penyerapan atau pengambilan kembali realitas atau fakta yang sudah terbentuk sebelumnya kedalam diri manusia atau kedalam kesadaran subyektif manusia.
Dunia kehidupan sehari-hari tidak hanya nyata tetapi juga bermakna secara subyektif. Dunia kehidupan sehari-hari berasal dari pikiran dan tindakan manusia. Dan di pelihara sebagai yang nyata dalam pikiran dan tindakan. Menurut berger kenyataan hidup sehari-hari sebagai kenyataan yang tertibdan tertata yang di pakai sebagai sarana objektivasi yang membuat tatanan menjadi bermakana.
Dan jika menginginkan suatu perubahan akan ada konsekuensinya. Seperti yang dinyatakan oleh berger bahwa pengalaman terpenting orang-orang berlangsung dalam situasi tatap muka, sebagai proses interaksi sosial. interaksi tersebut bersifat subyaektif sekaligus obyektif. Subyektif bagi yang berbicara dan obyektif bagi yang mendengarnya, begitu juga sebaliknya.
Salah satu cara untuk melakukan interaksi adalah dengan berbicara menggunakan bahasa. Bahasa membantu kita membentuk ekspresi untuk menyalurkan makna yang ada dalam diri subyektif kita menjadi obyektif bagi orang lain atau bagi diri kita sendiri. Bahasa di katakana obyektif karena bahasa di miliki bersama oleh masyarakat dan tidak bisa kita memberikan makna secara sembarangan terhadap bahasa.
Bahasa yang obyektif tersebut kita internalisasikan kembali sehingga menjadi obyektif untuk kita. Menurut berger masyarakat merupakan kenyataan subyektif sekaligus obyektif. Sebagai kenyataan obyektif individu berada di luar diri manusia dan berhadapan dengannya.
Sebagai kenyataan subyektif individu berada dalam masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Yang artinya individu merupakan pembentuk masyarakat, masyarakat merupakan pembentuk individu.
Contoh dari masyarakat sebagai kenyataan obyektif yaitu terjadi dengan adanya pelembagaan dan legitimasi. Sedangkan contoh dari masyarakat sebagai kenyataan subyektif yaitu adanya sosialisasi lembaga yang sudah ada kepada generasi selanjutnya, sehingga terjadilah proses internalisasi dan menjadi kesadaran subyektif.